BERJUANG MEMBERI DAMPAK
Catatan seminar penyakit menular seksual.
Dalam sebuah
pertemuan Kebaktian bapak-bapak (Kategorial SPB Jemaat GKE Tamiang Layang)
materi renungan adalah tentang PMS (Penyakit Menular Seksual), yang disampaikan oleh kawan-kawan yang pernah
mendapat binaan MISSION 21 sebagai penyuluh dibidang Narkoba, HIV dan AIDS. Bapak-bapak
sangat serius dan semangat memperhatikan presentasi, sampai banyak yang berdiri di depan pintu
rumah tempat kebaktian. Presentasi yang disampaikan dilengkapi dengan gambar-gambar
kelamin yang terjangkit Penyakit Seksual Menular (PMS), yang membuat ngeri sebagian bapak-bapak (takut
kali ya dah terjangkit..he..he..).
Seorang bapak
menghampiri tim selesai ibadah, sambil
makan dan bercerita bahwa ia (Penisianto nama samaran, duda usia 36 th dengan 1
anak) sering melakukan hubungan dengan banyak gadis belia (seusia SMA/SMK
bahkan SMP). Beliau berkonsultasi dengan
tim dengan mulai bertanya
“Berapa banyak
ODHA (orang dengan Hiv, Aids) di Tamiang Layang?”.
“Banyak
wanita/pria” kata bu Yeyen Veronika, A.Mk tim penyuluh
yang
kesehariannya bertugas menangani Korban HIV, AIDS di RSUD
Tamiang Layang.
“Usia berapa
kira-kira?” tanya Penisianto semangat mengejar jawaban bu Yeyen.
“Kalau estimasi
700-800 orang, tapi untuk data yg lain itu rahasia” jawab bu Yeyen.
Akhirnya si bapak mengaku bahwa sering
gonta ganti pasangan sejak tahun 1996 sudah sekitar 93 wanita ditidurinya.....woooow...woow....wow.....
“Bu, saya terus terang saja bahwa saya
sering melakukannya dengan anak-anak remaja saja. Apakah saya rentan terkena
PMS?” kata Penisianto
“Ya, siapa saja yang melakukan seks
bebas artinya tidak dengan satu pasangan sangat rentan terkena PMS” jawab bu
Hesti, A.Md. Keb.
“Bukankah saya hanya berhubungan dengan
gadis-gadis yang belum tentu terjangkit PMS?” bantah Penisianto.
“Penyakit Menular Seksual tidak mengenal
masih muda belia, psk atau bukan psk. yang jelas berhubungan seks dengan bukan satu
pasangan sangat rentan terjangkit PMS” timpal bu Enni Teresia, S.Pd guru SMK 1
Tamiang Layang dan bu Karyawati, A.Md. Keb.
Sampai saat ini,
memang yang bersangkutan tidak ada tanda
dan gejala seperti PMS dalam pemaparan tim.
Tim yang dilatih
oleh Mission 21 di GKE Tamiang Layang, berasal dari berbagai profesi yang juga
melayani seksi kategorian di Gereja.
1. Yeyen
Veronika, A.Mk tim penyuluh yang kesehariannya bertugas menangani Korban HIV,
AIDS di RSUD Tamiang Layang. Pengurus SPPER lingkungan Betesda
2. Hesti,
A.Md. Keb Bidan di RSUD Tamiang Layang, Pengurus SPPER lingkungan Siloam.
3. Karyawati,
A.Md.Keb Bidan di RSUD Tamiang Layang, Pengurus SPPER lingkungan Siloam
4. Enni
Teresia, S.Pd, Guru SMK 1 Tamiang Layang, Ketua/Pembina SPR-Remaja
5. Herpiyedi,
S.Pd.T, Guru SMK 1 Tamiang Layang, Pembina SPP-Pemuda
6. Sunito
Karno, S.Pd. Guru SMK 2 Tamiang Layang, Ketua Lingkungan siloam.
Perjalanan TIM Penyuluh cukup berat
karena juga melayani ke kampung sekitar yang hanya bisa dilewati dengan bersepeda
motor untuk melayani Jemaat dalam Seksi Pelayanan Kategorial di Resort GKE
Tamiang Layang yang berjumlah 22 Jemaat/Desa.
Penyuluhan telah dilakukan di SPB,
SPP, SPR dan SPPER bahkan juga dilakukan di
Sekolah Hari Minggu, yang lebih sulit penyuluhannya adalah di SHM karena harus
dijelaskan dengan sederhana dan benar. Tetapi yang luar biasa dan lucu hasilnya
adalah di Sekolah Minggu karena minggu depannya anak perempuan tidak berani
dekat dengan anak laki-laki....ha....ha....karena tidak boleh bersentuhan...
Sekilas materi
Penyuluhan seputar Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebut juga venereal,
berasal dari kata venus, yaitu dewi cinta dari romawi kuno. Penularan penyakit
ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan dengan
berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual yang
sebelumnya telah terjangkit salah satu penyakit ini. (Ajen Dianawati, 2003)
Penyakit menular seksual, atau PMS
adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain
melalui kontak seksual. Menurut the Centers for Disease Control (CDC)
terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan per tahun. Kelompok
remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko
paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari
kelompok ini.
Hampir seluruh PMS dapat
diobati. Namun, PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi
resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti
herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh
virus, belum dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat
tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan.
Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya
sudah pernah dikenal sebagai penyebab mematikan. Beberapa PMS dapat
berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker
serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Pendidikan dan penyuluhan mengenai
penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.
Bahaya Narkoba –
Bagi pecandu, bahaya narkoba tidak hanya merugikan masalah fisik saja, tetapi akan mengalami gangguan mental dan
kejiwaan. Sebenarnya narkoba ini merupakan senyawa-senyawa psikotropika yang
biasa digunakan dokter atau rumah sakit untuk membius pasien yang mau dioperasi
atau sebagai obat untuk penyakit tertentu, tetapi persepsi tersebut
disalahartikan akibat penggunaan diluar fungsinya, dan dengan dosis yang diluar ketentuan.
Apabila disalahgunakan, bahaya narkoba dapat mempengaruhi susunan
syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan, karena mempengaruhi
susunan syaraf. Ketergantungan inilah bahaya narkoba yang akan mempengaruhi
fisik, psikologis, maupun lingkungan sosial.
Hindarilah!!!!!
Berganti-ganti pasangan dan bahaya narkoba.
Terima Kasih
Mission 21. GBU
Penulis, Sunito
Karno, S.Pd
(editing
by Maslani-2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar