Tulisan berjalan

Pendidikan adalah Investasi Masa Depan

Kamis, 22 Maret 2018

Penyakit Menular Seksual


BERJUANG MEMBERI DAMPAK

Catatan seminar penyakit menular seksual.

Dalam sebuah pertemuan Kebaktian bapak-bapak (Kategorial SPB Jemaat GKE Tamiang Layang) materi renungan adalah tentang PMS (Penyakit Menular Seksual),  yang disampaikan oleh kawan-kawan yang pernah mendapat binaan MISSION 21 sebagai penyuluh dibidang Narkoba, HIV dan AIDS. Bapak-bapak sangat serius dan semangat memperhatikan presentasi,  sampai banyak yang berdiri di depan pintu rumah tempat kebaktian. Presentasi yang disampaikan dilengkapi dengan gambar-gambar kelamin yang terjangkit Penyakit Seksual Menular (PMS),  yang membuat ngeri sebagian bapak-bapak (takut kali ya dah terjangkit..he..he..).
Seorang bapak menghampiri tim selesai ibadah,  sambil makan dan bercerita bahwa ia (Penisianto nama samaran, duda usia 36 th dengan 1 anak) sering melakukan hubungan dengan banyak gadis belia (seusia SMA/SMK bahkan SMP).  Beliau berkonsultasi dengan tim dengan mulai bertanya
“Berapa banyak ODHA (orang dengan Hiv, Aids) di Tamiang Layang?”.  
“Banyak wanita/pria” kata bu Yeyen Veronika, A.Mk tim penyuluh
yang kesehariannya bertugas menangani Korban HIV, AIDS di RSUD
Tamiang Layang.
“Usia berapa kira-kira?” tanya Penisianto semangat mengejar jawaban bu Yeyen.
“Kalau estimasi 700-800 orang, tapi untuk data yg lain itu rahasia” jawab bu Yeyen.      
Akhirnya si bapak mengaku bahwa sering gonta ganti pasangan sejak tahun 1996 sudah sekitar 93 wanita ditidurinya.....woooow...woow....wow.....
“Bu, saya terus terang saja bahwa saya sering melakukannya dengan anak-anak remaja saja. Apakah saya rentan terkena PMS?” kata Penisianto
“Ya, siapa saja yang melakukan seks bebas artinya tidak dengan satu pasangan sangat rentan terkena PMS” jawab bu Hesti, A.Md. Keb.
“Bukankah saya hanya berhubungan dengan gadis-gadis yang belum tentu terjangkit PMS?” bantah Penisianto.
“Penyakit Menular Seksual tidak mengenal masih muda belia, psk atau bukan psk. yang jelas berhubungan seks dengan bukan satu pasangan sangat rentan terjangkit PMS” timpal bu Enni Teresia, S.Pd guru SMK 1 Tamiang Layang dan bu Karyawati, A.Md. Keb.

Sampai saat ini,  memang yang bersangkutan tidak ada tanda dan gejala seperti PMS dalam pemaparan tim.
Tim yang dilatih oleh Mission 21 di GKE Tamiang Layang,  berasal dari berbagai profesi yang juga melayani seksi kategorian di Gereja.
1.      Yeyen Veronika, A.Mk tim penyuluh yang kesehariannya bertugas menangani Korban HIV, AIDS di RSUD Tamiang Layang. Pengurus SPPER lingkungan Betesda
2.      Hesti, A.Md. Keb Bidan di RSUD Tamiang Layang, Pengurus SPPER lingkungan Siloam.
3.      Karyawati, A.Md.Keb Bidan di RSUD Tamiang Layang, Pengurus SPPER lingkungan Siloam
4.      Enni Teresia, S.Pd, Guru SMK 1 Tamiang Layang, Ketua/Pembina SPR-Remaja
5.      Herpiyedi, S.Pd.T, Guru SMK 1 Tamiang Layang, Pembina SPP-Pemuda
6.      Sunito Karno, S.Pd. Guru SMK 2 Tamiang Layang, Ketua Lingkungan siloam.
Perjalanan TIM Penyuluh cukup berat karena juga melayani ke kampung sekitar yang hanya bisa dilewati dengan bersepeda motor untuk melayani Jemaat dalam Seksi Pelayanan Kategorial di Resort GKE Tamiang Layang yang berjumlah 22 Jemaat/Desa.
Penyuluhan telah dilakukan di SPB, SPP, SPR dan SPPER bahkan juga dilakukan di Sekolah Hari Minggu, yang lebih sulit penyuluhannya adalah di SHM karena harus dijelaskan dengan sederhana dan benar. Tetapi yang luar biasa dan lucu hasilnya adalah di Sekolah Minggu karena minggu depannya anak perempuan tidak berani dekat dengan anak laki-laki....ha....ha....karena tidak boleh bersentuhan...
Sekilas materi Penyuluhan seputar Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebut juga venereal, berasal dari kata venus, yaitu dewi cinta dari romawi kuno. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual yang sebelumnya telah terjangkit salah satu penyakit ini. (Ajen Dianawati, 2003)
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.  Menurut the Centers for Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan per tahun.  Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.
Hampir seluruh PMS dapat diobati.  Namun, PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama.  PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, belum dapat disembuhkan.  Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan.  Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab mematikan.  Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan.  Pendidikan dan penyuluhan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.
Bahaya Narkoba – Bagi pecandu, bahaya narkoba tidak hanya merugikan masalah fisik saja,  tetapi akan mengalami gangguan mental dan kejiwaan. Sebenarnya narkoba ini merupakan senyawa-senyawa psikotropika yang biasa digunakan dokter atau rumah sakit untuk membius pasien yang mau dioperasi atau sebagai obat untuk penyakit tertentu, tetapi persepsi tersebut disalahartikan akibat penggunaan diluar fungsinya,  dan dengan dosis yang diluar ketentuan. Apabila disalahgunakan, bahaya narkoba dapat mempengaruhi susunan syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan, karena mempengaruhi susunan syaraf. Ketergantungan inilah bahaya narkoba yang akan mempengaruhi fisik, psikologis, maupun lingkungan sosial.
Hindarilah!!!!! Berganti-ganti pasangan dan bahaya narkoba.
Terima Kasih Mission 21. GBU

Penulis, Sunito Karno, S.Pd

(editing by Maslani-2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar